Wednesday 13 September 2017

Pengelolaan Kelas

Telaah Studi Kasus Penanganan Konflik di Kelas
Oleh: Pak Do
Pendahuluan
Keterampilan pengelolaan kelas sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan pengelolaan kelas yang tidak efektif menyebabkan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional seorang guru menjadi kurang berhasil. Keterampilan pengelolaan kelas secara sederhana dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menguasai, mengontrol, dan mengendalikan perilaku siswa-ssiswanya sehingga semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas guna mendapatkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. 
Bisa dikatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang bagus akan sulit diterapkan dalam pembelajaran, jika guru kurang memiliki keterampilan pengelolaan kelas yang efektif. Bahan ajar yang dikuasai guru akan kurang tersampaikan kepada siswa. Kegiatan-kegiatan belajar yang menarik dan terancang akan menjadi kurang kondusif jika ada konflik di kelas. Penjelasan materi yang diberikan guru akan percuma jika tidak disimak dan diperhatikan oleh siswa-siswa. Oleh karena itu sangatlah penting pengelolaan kelas yang baik agar RPP yang disusun dapat diterapkan secara efktif dan berhasil.
Menurut E.C. Wragg (1996), ada dua prinsip pengelolaan kelas, yaitu : (1) Pengelolaan kelas adalah segala sesuatu yang dilakukan guru agar siswa-siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bagaimanapun cara dan bentuknya; (2) Ada berbagai cara untuk menciptakan keadaan di mana siswa-siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan prinsip di atas guru memiliki otoritas untuk melaksanakan dan mengembangkan keterampilan, kegiatan, maupun strategi-strategi preventif, persuasif, dan kuratif dalam pengelolaan kelas. Strategi preventif dilaksanakan oleh guru dengan pembuatan peraturan kelas beserta reward dan punishment. Strategi persuasif dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pemberian motivasi belajar pada setiap kegiatan awal pembelajaran. Strategi kuratif dilaksanakan oleh guru karena munculnya konflik di kelas. Konflik harus diselesaikan agar pembelajaran dapat kembali berlangsung dengan kondusif. Konflik yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan gagalnya penerapan RPP dan juga tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Itu berarti akan berdampak pula pada pencapaian hasil belajar siswa. Berikut penulis mencoba menyajikan telaah studi kasus penanganan konflik di kelas pada saat pembelajaran tengah berlangsung.

Studi Kasus
Hari ini  siswa kelas V SD belajar matematika. Pembelajaran berlangsung selama 2 x 35 menit, yaitu mulai pukul 07.00 s.d. 08.10 WIB. Kegiatan pra pembelajaran diawali dengan berdoa bersama dipimpin oleh salah satu siswa bernama Adi. Setelah berdoa guru memberikan salam dan melakukan absensi. Seusai absensi, guru bertanya tentang kabar siswa-siswanya. Alhamdulillah semua siswa sehat.
Kegiatan setelah pra pembelajaran adalah kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal meliputi apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, materi, dan pemberian motivasi. Kegiatan inti meliputi penjelasan materi, latihan pengurangan bilangan bulat, dan pembahasan. Kegiatan penutup meliputi menyimpulkan pembelajaran dan pemberian tugas rumah.
Sebagai apersepsi guru bertanya tentang materi pelajaran yang lalu, yaitu penjumlahan bilangan bulat.
"Anak-anak mari kita ingat pelajaran yang lalu tentang penjumlahan bilangan bulat." Kata Pak Guru
"Coba siapa yang bisa menjelaskan cara menjumlahkan bilangan bulat bertanda sama?" Tanya Pak Guru
"Saya, Pak." Kata Rino (mengacungkan tangan)
"Silahkan, Rino." Kata Pak Guru.
"Terima kasih. Penjumlahan bilangan bulat bertanda sama dilakukan dengan cara menjumlahkan secara langsung. Sedangkan hasilnya mengikuti tanda bilangan yang dijumlahkan, Misal yang dijumlahkan bertanda negatif maka, hasilnya negatif. Begitu sebaliknya jika yang dijumlahkan bertanda positif, maka hasilnya positif."Jelas Rino.
"Bagus, bagus. Benar jawabanmu, Rino."Kata Pak Guru.
"Siapa yang dapat menjelaskan cara menjumlahkan bilangan bulat berlainan tanda?"Tanya Pak Guru
"Saya, Pak." Kata Rulli (mengacungkan tangan)
"Silahkan, Rino." Kata Pak Guru.
"Terima kasih. Penjumlahan bilangan bulat berlainan tanda dilakukan dengan cara mengurangi bilangan yang besar dengan bilangan yang lebih kecil. Sedangkan hasilnya mengikuti tanda bilangan yang besar, Misal yang bilangan yang besar bertanda negatif maka, hasilnya negatif. Begitu pula sebaliknya jika bilangan  yang besar bertanda positif, maka hasilnya positif."Jelas Rulli.
"Pintar. Jawabanmu betul, Rulli." Kata Pak Guru.
"Baik anak-anak, tujuan pembelajaran hari ini adalah agar kita dapat melakukan pengurangan bilangan bulat dengan benar. Marilah kita pelajari materi pengurangan bilangan bulat ini dengan baik, tekun, dan teliti. Janganlah anak-anak bercanda atau mengganggu teman selama pembelajaran, agar kalian dapat memahami materi dengan baik. Jika kalian belajar dengan baik, insyaallah kamu akan berhasil."
"Siapa yang di rumah sudah belajar materi tersebut? tanya Pak Guru.
"Saya, Pak." Kata Septiana (mengacungkan tangan)
"Nice. Silahkan Septiana tuliskan contoh cara pengurangan bilangan bulat!" Kata guru.
"Baik, Pak. Kata Septiana (berjalan ke depan mengambil kapur dan menuliskan contoh cara penguranan bilangan bulat di papan tulis)

Berikut contoh cara pengurangan bilangan bulat.
85 - 100 = ....
Jawab:
85 - 100 = 85 + (-100) = -15

"Bagus, Septiana." Kata Pak Guru.
"Baik, dari contoh Septiana tersebut dapat dijelaskan bahwa cara pengurangan bilangan bulat adalah sebagai berikut."

cara:
1)     mencari lawan dari bilangan 100, yaitu -100
2)     menjumlahkan bilangan yang dikurangi dengan lawan bilangan pengurang, yaitu 85 + (-100)
3)     mengingat cara materi penjumlahan bilangan bulat, yaitu jika penjumlahan beda tanda maka dilakukan dengan cara mengurangi bilangan yang besar dengan bilangan yang lebih kecil. Sedangkan hasilnya mengikuti tanda bilangan yang besar, Misal yang bilangan yang besar bertanda negatif maka, hasilnya negatif. Begitu pula sebaliknya jika bilangan  yang besar bertanda positif, maka hasilnya positif. 100 - 85 = 15.
4)     Jadi, 85 - 100 = -15

"Bagaimana ada yang ingin bertanya?"

Siswa-siswa diam, tidaka ada yang bertanya.
"Baik, kalau tidak ada yang bertanya maka kita latihan dulu. Ada sepuluh soal, silahkan dikerjakan!" Kata Pak Guru.

Guru menuliskan soal latihan di papan tulis.

Latihan:
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1)  101 - 80 = ....
2)  245 - 300 = ....
3)  276 - 345 = ....
4)  356 - 401 = ....
5)  377 - 521 = ....
6)  -450 - 333 = ....
7)  -632 - 342 = ....
8)  -723 - (-123) = ....
9)  -871 - (-234) = ....
10) -901 - (-1.090) = ....

Siswa-siswa menyalin soal di buku tulis. Siswa mencoba mengerjakan pengurangan bilangan bulat seperti contoh yang diberikan. Beberapa siswa terlihat berdiskusi tentang pengerjaan pengurangan bilangan bulat. Beberapa siswa tidak langsung mengerjakan, ada yang mengobrol dan bercanda dengan temannya.
Beberapa siswa terlihat mengganggu teman yang sedang mengerjakan, sehingga teman yang diganggu marah. Beberapa kali guru harus menegur dan mengingatkan siswa untuk tenang dan konsentrasi mengerjakan tugas. Guru mempersilahkan siswa yang kesulitan untuk bertanya kepada guru atau temannya yang sudah paham. Bagi siswa yang sudah paham boleh mangajari temannya cara pengerjaan bukan jawaban. Setelah ditegur dan diingatkan siswa menjadi tenang dan konsentrasi kembali. Akan tetapi suasana menjadi gaduh ketika ada salah satu siswa bernama Camelia berteriak marah-marah. Ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Anton dan berteriak marah agar disgrip dikembalikan. Anton mengelak dan mengatakan tidak mengambil. Camelia tambah marah dan terus menuntut Anton mengembalikan disgrip. Anton masih bersikeras mengatakan tidak mengambil. Suasana menjadi tambah gaduh setelah teman-teman lain bersorak-sorai dengan kejadian itu. Beberapa siswa mengerumuni Camelia dan Anton. Camelia menangis dan berteriak menuntut Anton mengembalikan disgrip.
Untuk menyelesaikan masalah, guru datang dan menanyakan kejadian sebenarnya. 
“Sudah anak-anak, semua tenang dan jangan ramai!” Kata Pak Guru
Siswa-siswa menjadi lebih tenang. Beberapa siswa yang berdiri berkerumun di sekitar Camelia dan Anton kembali duduk di kursinya masing-masing.
"Camelia, cobalah untuk tenang. Apa yang sebenarnya terjadi, ceritakan kepada Pak Guru?" tanya Pak Guru.
"Anton mengambil disgrip saya dan menyembunyikannya, tetapi ia tidak mau mengaku?" jawab Camelia.
"Benarkah kamu mengambil disgrip Camelia, Anton?" Tanya Pak Guru kepada Anton.
"Tidak, Pak." Jawab Anton.
"Coba anak-anak kalian bantu mencarikan disgrip Camelia!" perintah Pak Guru kepada siswa-siswa.
Siswa-siswa membantu mencari. Disgrip ditemukan oleh Arya yang duduk di depan Anton.
"Ini, Pak, disgripnya ketemu." Kata Arya.
"Terima kasih, Arya. Nah, ini buktinya kalau disgrip Camelia ada yang mengambil dan menyembunyiakan. Ayo jujur siapa yang melakukan?" Kata Pak Guru.
"Anton, tadi saya melihat sendiri, Pak."Tegas Camelia.
"Nah, Anton coba kamu jujur dan minta maaflah pada Camelia kalau kamu benar mengambil dan paling penting jangan kau ulangi lagi!" Perintah Pak Guru.
"Ya, Pak Guru." Jawab Anton.
"Maaf ya, Camelia."Kata Anton pada Camelia.
"Ya." Jawab Camelia singkat.
"Anak-anak, mengambil barang milik orang lain itu baik tidak?" tanya Pak Guru.
"Tidak baik, Pak." Jawab siswa serentak.
"Ya, tidak baik. Oleh karena itu janganlah kalian mengambil barang milik orang lain dengan niat usil, bercanda ataupun karena ingin memiliki. Jika mengambil dengan niat memiliki itu sama dengan mencuri."Nasihat Pak Guru.
"Ya, Pak Guru."
"Terima kasih, kalian semua camkan itu. Khusus untuk Anton kamu janganlah mengulangi lagi perbuatan yang tidak baik. Jadilah anak sholeh, anak yang sopan dan santun, selalu menjaga perilaku serta dapat berteman dengan baik! Apa kamu sanggup, Anton?” Tegas Pak Guru.
“Baik, Pak Guru.” Jawab Anton sambil menunduk.
“Terima kasaih. Mari kita lanjutkan pembelajaran kita yang sempat jeda. Baiklah, ayo siapa yang sudah selesai, silahkan maju untuk menuliskan jawaban di papan tulis." Kata Pak Guru.
Lalu Eli, Waqiroh, Masruroh, Erwin, Hasan, Mahmud, Nana, Rulli, Ahmad, dan Aslamiah  berturut-turut maju ke depan menuliskan jawaban di papan tulis. Berikut jawaban siswa-siswa.

1)  101 - 80 = 21
2)  245 - 300 = -55
3)  276 - 345 = 69
4)  356 - 401 = -45
5)  377 - 521 = -144
6)  -450 - 333 = -783
7)  -632 - 342 = -974
8)  -723 - (-123) = -600
9)  -871 - (-234) = -637
10) -901 - (-1.090) = 189

"Bagus, pintar semua, jawaban kalian benar!" Puji Pak Guru.
"Siapakah yang mau bertanya tentang materi?" Kata Pak Guru.
"Tidak, Pak." Jawab sebagian siswa.
"Kalau begitu mari kita simpulkan materi yang kita pelajari hari ini! Siapa yang bisa memberikan kesimpulan?" Kata Pak Guru
"Saya, Pak." Septiana mengacungkan jari.
"Bagus, silahkan, Septiana." Kata Pak Guru
"Cara mengerjakan pengurangan bilangan bulat adalah dengan mencari lawan dari pengurang.
Menjumlahkan bilangan yang dikurangi dengan lawan bilangan pengurang. Mengingat cara materi penjumlahan bilangan bulat, yaitu jika penjumlahan beda tanda maka dilakukan dengan cara mengurangi bilangan yang besar dengan bilangan yang lebih kecil. Sedangkan hasilnya mengikuti tanda bilangan yang besar, Misal yang bilangan yang besar bertanda negatif maka, hasilnya negatif. Begitu pula sebaliknya jika bilangan  yang besar bertanda positif, maka hasilnya positif." Kata Septiana menyimpulkan.

"Luar biasa. Tepuk tangan untuk Septiana! Puji Pak Guru.
Siswa bertepuk tangan. 
"Untuk menambah pemahaman, silahkan kalian kerjakan latihan untuk PR! Kata Pak Guru 

Berikut soal untuk pekerjaan rumah (PR).
1)  151 - 70 = ....
2)  235 - 320 = .... 
3)  -623 - (-223) = .... 
4)  -771 - (-264) = ....
5) -801 - (-1.192) = ....

"Baik mari pelajaran kita tutup dengan membaca alhamdulillah bersama-sama!" Kata Pak Guru
"Alhamdulillahirobbilalamin." Serempak Pak Guru dan siswa membaca hamdalah.
"Selamat melanjutkan pelajaran Pendidikan Agama Islam. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Kata Pak Guru.
"Waailaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh." Jawab siswa serempak.

Pembelajaran matematika diakhiri pada pukul 08.10 WIB. 

Pembahasan
Berdasarkan penjabaran studi kasus di atas dapat kita identifikasi fakta, masalah dan solusi penanganan konflik di kelas sebagai berikut.
Fakta:
1)     Ada siswa kehilangan disgrip
2)     Siswa yang kehilangan mengetahui siapa yang mengambil disgripnya.
3)     Siswa yang mengambil disgrip tidak mengakui dan tidak mau mengembalikan
4)     Siswa yang kehilangan menuntut disgripnya dikembalikan.
5)     Siswa yang kehilangan menangis dan marah.
6)     Teman lain menyoraki, kelas menjadi gaduh dan tidak kondusif.
7)     Guru telah melakukan kegiatan persuasif pada awal pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dalam dialog guru sebagai berikut.
"Baik anak-anak, tujuan pembelajaran hari ini adalah agar kita dapat melakukan pengurangan bilangan bulat dengan benar. Marilah kita pelajari materi pengurangan bilangan bulat ini dengan baik, tekun, dan teliti. Janganlah anak-anak bercanda atau mengganggu teman selama pembelajaran, agar kalian dapat memahami materi dengan baik. Jika kalian belajar dengan baik, insyaallah kamu akan berhasil."
8)     Beberapa kali guru harus menegur dan mengingatkan siswa untuk tenang dan konsentrasi mengerjakan tugas.

Masalah:
1)     Siswa yang mengambil disgrip tidak mengakui.
2)     Siswa yang diambil disgrip menangis dan marah-marah.
3)     Teman lain menyoraki dan mengerumuni Camelia dan Anton, sehingga kelas menjadi gaduh.
4)     Sebagian siswa tidak mengindahkan pesan guru agar belajar dengan baik, jangan bercanda, dan menggangu teman.

Solusi:
1)          Guru menenangkan siswa-siswanya yang gaduh
2)          Guru menenangkan siswanya yang marah dan menangis
3)          Guru menanyakan apa permasalahan yang terjadi 
4)          Guru memahami permasalahan
5)          Guru menanyakan kebenaran dan kejujurannya kepada siswa yang diduga mengambil disgrip.
6)          Guru mencoba memberi penyelesaian melibatkan siswa-siswa di kelas untuk ikut mencari disgrip.
7)          Disgrip ditemukan, siswa yang mengambil diminta untuk jujur dan minta maaf.
8)          Siswa yang mengambil minta maaf dan berjanji tidak mengulangi lagi
9)          Siswa yang diambil disgripnya memberi maaf
10)     Guru berpesan kepada semua siswa agar jangan mengambil barang milik orang lain dengan niat usil, bercanda, atau ingin memiliki. Jika mengambil dengan niat memiliki sama saja dengan mencuri. 
11)     Alhamdulillah kelas menjadi kembali kondusif, pembelajaran dapat dilanjutkan sampai selesai.

Kesimpulan
Pengelolaan kelas yang efektif sangatlah diperlukan untuk memastikan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Faktaya pembelajaran tidak seterusnya mulus dan sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), terkadang ada pula konflik-konflik yang muncul meski sudah dilakukan kegiatan preventif dan persuasif. Jika konflik sudah terjadi maka perlu segera diselesaikan dengan baik. Agar konflik tidak berlarut-larut dan menjadi penyebab kegagalan tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut E.C. Wragg (1996) hal tersebut perlu diambil tindakan antara lain sebagai berikut.
1)      Menanggulangi tingkah laku menyimpang sesegera mungkin.
2)   Menerapkan hukuman yang adil, tetapi juga memberi penghargaan atau pujian terhadap perilaku yang baik.
3)     Menjelaskan aturan kelas yang harus dipatuhi tentang adab atau tentang sopan santun, gerak-gerik, berbicara, mengerjakan tugas, meminta izin, bertanya, bersosialisasi, dan sebagainya.
4)  Memastikan tugas-tugas sesuai, jelas, dan siswa-siswa memahami apa yang harus dikerjakan.
5)  Mendiskusikan dengan sisiwa-siswa mengenai jenis tingkah laku yang buruk dan langkah yang perlu diambil agar anak bertanggung jawab dalam memperbaiki tingkah lakunya sendiri.


Setiap guru memiliki otoritas untuk menyelesaikan konflik. Tentunya guru dapat menerapkan berbagai strategi penanganan sesuai dengan fakta dan konteks permasalahan. Untuk itu sangatlah penting setiap guru untuk senantiasa meng-upgrade keterampilan pengelolaan kelas yang dimiliki. Upgrade keterampilan pengelolaan kelas dapat dilakukan melalui belajar dari pengalaman yang dimiliki, pengalaman teman sejawat, KKG, MGMP, melalui telaah dan diskusi studi kasus, buku-buku, seminar, workshop, atau pendidikan dan pelatihan (Diklat). Dengan begitu setiap guru akan menjadi guru sebagaimana yang dikatakan oleh Anies Baswedan sebagai guru pembelajar.

Sumber Belajar:
E.C.Wragg. (1996). Pengelolaan Kelas (Buku terjemahan) oleh Anwar Jasin. Jakarta: Grasindo

No comments:

Post a Comment

Featured post

Pengertian Rubrik

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI : Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media cetak baik surat kabar maup...