Tuesday 25 October 2016

Fakta, Masalah, dan Solusi

Sebuah Analisa Implikasi Tren  "Fakta, Masalah, dan Solusi" dalam Pembelajaran di Kelas

Berbicara tentang kata "fakta", "masalah", dan "solusi" sepertinya kini menjadi sebuah tren tersendiri di kalangan anak muda yang telah menonton film Rudi Habibie. Cukup menarik untuk diulas bagaimana film tersebut diangkat dari kisah nyata (thrue story) Presiden RI ke-3, dan mampu menyihir bahkan menginspirasi banyak kalangan terutama anak muda. Akan tetapi penulis tidak akan membahas tentang film dalam kacamata dunia perfileman itu sendiri karena memang di luar kapasitas penulis. Penulis mencoba menarik benang merah dengan dunia pendidikan. Bagaimana konsep-konsep pemikiran dan implikasi dapat dibangun berdasarkan inspirasi dari sebuah film yang menurut penulis layak diacungi jempol di tengah semakin kaburnya muatan pendidikan dalam dunia perfileman Indonesia.

Fakta dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah sedang mengalami tumbuh kembang di mana banyak perubahan-perubahan yang terjadi, di antaranya penyempurnaan kurikulum 2013 menjadi kurikulum nasional. Fakta lain adalah adannya wacana tentang fullday school, guru kesulitan membuat penelitian tindakan kelas (PTK), sarana prasarana sekolah belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), rendahnya minat baca, dan profesionalisme guru. Ada banyak fakta-fakta lain dari skala mikro maupun makro. Dalam lingkup kecil saya coba contohkan di sekolah penulis ada fakta bahwa untuk penerapan kurikulum 2013 masih banyak mengalami kendala. Fakta juga bahwa guru-guru muda di sekolah banyak kesulitan dalam pengembangan diri guna mendapatkan diklat. Hal itu terkait erat dengan usaha kenaikan pangkat. Tak hanya guru muda, guru-guru yang notabene senior pun mengalami kesulitan. Para guru yang sudah golongan IV/a kesulitan dalam menelorkan sebuah karya penelitian guna meraih IV/b. Siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran, sebagian siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran, dsb.

Banyak memang fakta-fakta di sekolah yang kiranya tidak cukup untuk dituliskan dalam sebuah artikel. Fakta itu tak hanya yang negatif, tetapi ada juga fakta-fakta positif tentunya, semisal hilangnya perpeloncoan dalam masa orientasi sekolah (MOS). MOS yang sepertinya sudah menjadi penyakit menahun dengan adanya berita-berita miring perpeloncoan kakak kelas terhadap adik kelas, sekarang telah menjadi angin lalu. Berganti dengan pengenalan lingkungan sekolah yang lebih efektif, edukatif, partisipatif, komprehensif, dan tentunya humanis. Inisiasi gerakan mengantar anak sekolah di hari pertama masuk. Ada pula diklat Guru Pembelajaran yang seakan menjadi angin segar terutama bagi guru muda dalam usaha meningkatkan profesionalismenya. Beberapa sekolah telah menerapkan KKM 75 untuk menuju SNP tentu sangat menggembirakan. Hasil ujian nasional dan idndeks kejujuran peserta sebagai salah satu alat ukur keberhasilanpun sudah lebih bagus.

Hal ihwal masalah pembelajaran di dunia pendidikan tentunya banyak sekali. Masalah dunia pendidikan di Indonesia dapat dikatakan seusia dengan kemerdekaan Indonesia. Artinya bahwa masalah itu selalu ada dan seiring tumbuh kembangnya peradaban Indonesia. Masalah kendala kurikulum, masalah pro kontra fullday school, masalah penulisan PTK, masalah profesionalisme guru, masalah sarana dan prasarana sekolah, dsb. Masalah ada dari lingkup kecil sampai sekala nasional. Masalah dalam pembelajaran tentunya akan berimplikasi langsung dengan prestasi peserta didik. Akan tetapi masalah klasiknya adalah kurang maksimalnya prestasi peserta didik.

Menganalogikan "fakta, masalah, dan solusi", tentu ada benang merah untuk kita implementasikan dalam pembelajaran di kelas pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Pertama implikasi dalam setiap kebijakan yang diambil dalam dunia pendidikan. Kebijkan yang diambil haruslah melihat fakta yang ada, masalah yang terjadi, kemudian membuat solusi yang benar-benar solutif. Kedua implikasi dari sikap pendidik. Pendidik sudah seyogianya mampu melihat fakta-fakta peserta didik dan masalah-masalah yang mereka alami dalam pembelajaran. Tentu dengan begitu guru dapat memberikan solusi pemecahan masalah untuk peserta didik. Begitupula peserta didika harus paham akan fakta yang ada dan masalah yang ia alami untuk kemudaian bersama pendidik mencari solusi.




No comments:

Post a Comment

Featured post

Pengertian Rubrik

Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI : Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam media cetak baik surat kabar maup...